Holla amigos, Kali ini aku mau bahas nih mengenai metode logging antara
wireline logging (tua dan bersejarah) degan Logging While Drilling (LWD) yang
epic abis. Sebelum kita masuk jauh lebih dalam, kita bahas dulu apaan sih itu
wireline logging, yang pastinya ini bukan jenis biskuit. Lebih baik kita tanya kerang ajaib apa itu wireline logging.
Kerang ajaib
telah berbicara! Auuuuuuuuuuuu!!!!!
Wireline logging adalah kegiatan untuk merekam kondisi dibawah permukaan
yang telah dibor melalui parameter-parameter fisis. Jadi ketika lubang telah
dibor alat ini bertugas merekam ada apa aja sih yang ada dibawah permukaan dan
berusaha semaksimal mungkin untuk menggambarkan sama persis seperti aslinya
mulai dari batunya apa, fluidanya gimana, kondisi lubang bor gimana,
porositasnya, sampai gambar lubang bornya pun juga bisa dan berbagai macam
lainnya. Tujuan utama alat ini diciptakan karena keterbatasan manusia yang
tidak bisa mendeskripsikan batuan dibawah permukaan secara langsung (live)
dengan terjun kedalam lubang bor, dan jenis manusia ini masih belum ditemukan
kecuali dia adalah kaum Sparta!!.
Oil company : “deskripsi sana!! This is
Sparta!!!!”
Yang akan aku bahas adalah mengenai 2 metode logging secara umum yaitu wireline logging dan logging while drilling. Wireline logging itu sendiri adalah pengukuran yang dilakukan setelah drill string (DRILLL ingat DRILL) dicabut kemudian diturunkan alat elektronik dengan kabel kebawah lubang bor. Simpelnya pengukuran dilakukan setelah pemboran dilakukan. Sedangkan logging while drilling yaitu perekaman yang dilakukan disaat pemboran berlangsung dan merupakan bagian dari drill string. Pengukuran ini disimpan pada memori dibawah yang akan diambil ketika alat-alat diangkat kepermukaan. Pengukuran ini bisa juga langsung dikirimkan informasinya ke permukaan secara langsung menggunakan mud pulse (bukan pulsa lumpur atau mama minta pulsa) dengan metode telemetry
Gambar kiri menunjukkan LWD dan gambar kanan WL
Setelah
mengetahui apa itu LWD dan WL (singkatan dari logging while drilling dan
wireline logging), kita bahas lagi lebih jauh mengenai apa sih kekurangan LWD
dan kelebihannya?. Emang sih LWD ini merupakan metode yang lebih baru dibandingan
WL tapi jangan salah ia juga memiliki kekurangan dan kesalahan karena kembali
kepasal satu “hanya wanita yang selalu benar”. Simak tabel dibawah ini.
Gimana udah jago
belum? Jika belum ngerti print materi ini, bakar kertasnya kemudian minum jus
mangga… hari gini masih minum abu kertas!.
Nah
kemudian dalam pemboran dan logging ada juga istilah-istilah seperti Depth
driller dan Log driller. Depth driller itu adalah kedalaman sumur yang diukur
dari gabungan panjang pipa-pipa pemboran yang dimasukkan kedalam lubang,
sedangkan logger depth adalah kedalaman yang diukur dari panjang kabel yang
dimasukkan kebawah lubang bor. Perlu diingat bahwa logger depth akan lebih
dalam dari pada driller depth, hal ini dikarenakan logger depth mengukur sampai
dasar lubang dan driller depth hanya sampai drill collar. Akan tetapi logger
depth bisa saja lebih dangkal dari pada driller depth hal ini bisa diakibatkan
oleh runtuhan dinding formasi yang menumpuk didasar lubang bor. LWD menggunakan kedalaman driller depth dan
WL adalah logger depth
Perbedaan kedalaman
antara driller depth dan logger depth dapat dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu
thermal. Pipa pemboran yang homogen akan bertambah panjang karena panas dari
suhu dibawah lubang bor sedangkan kebel logging akan bertambah pendek
(menyusut) karena tersusun dari campuran material yang dibungkus oleh karet.
Ketika terkena panas, karet ini akan menyusut. Maka dari itu perbedaan
kedalaman antara driller depth dan logger depth akan terlihat.
Dalam akusisi data LWD yang harus diperhatikan adalah besarnya ROP, jika
ROP terlalu cepat maka data yang diperoleh tidak detail. Maka dari itu
kecepatan ROP harus disesuaikan dengan kecepatan pembacaan dari alat log LWD
ini sendiri. Setiap alat dari setiap perusahan service yang menyediakan akan
berbeda. Untuk itu perlu ditinjau lebih lanjut saat melakukan akusisi
pengambilan data log secara LWD. Besarnya ROP ini memiliki standar yang
berbeda-beda setiap perusahan yang masih dapat ditoleransi dalam hal ini
dikatakan data yang didapatkan masih baik. Hal ini sama halnya dengan WL, yang
dipantau pada kecepatan kabel WL diturunkan disesuaikan dengan pembacaan alat.
Gambar ini menunjukkan
pembacaan alat pada zona yang memiliki ROP tinggi dan ROP rendah
Nah kemudian untuk
pembacaan log pada saat realtime (dengan mud pulse) dibandingkan dengan memory
pada BHA memiliki tingkat akurasi yang berbeda. Hal ini dikarenakan informasi
yang bisa disampaikan kepermukaan itu terbatas yang berakibat resolusi menjadi
kurang baik. Tapi resolusi ini masih bisa digunakan untuk interpretasi secara
cepat oleh wellsite dan memperkirakan kondisi bawah permukaan yang sedang
dibor.
Mungkin itu dulu sekian
yang saya bahas, jika ada yang mau ditambahkan atau dikoreksi monggo langsung
ke email saya untuk diskusi ataupun untuk curhat
Terimakasih atas
waktunya
Chiaaoooo… whuzzzzzzz
mantap lau
ReplyDeleteseru bacanya dan bermanfaat! makasiih min
ReplyDelete