1
22 April
2017
Aku
berjalan perlahan dengan kondisi basah, membuka pintu rumahku yang saat ini
kosong tak ada satupun orang didalamnya, rumah tak begitu besar dan tak begitu
rapi, tapi setidaknya ini adalah tempatku untuk kembali dari kesibukan dunia. Aku
lepaskan pakaianku dan kukeringkan badanku yang diterpa hujan sepanjang jalan. Aku
duduk termenung, diam sambil menarik nafas panjang disela-sela kecamuk pikiran,
memikirkan apa yang selanjutnya akan terjadi.
Pikiranku saat ini bingung, kosong, dan
sendiri. Membayangkan kesendirian
ini yang akan kujalani membuat aku takut untuk melewati. Aku berdiri, melawan
kecamuk pikiran yang tak berhenti, cerita ini tak boleh mati sampai disini. Kusingkirkan
barang-barang yang berserakan diatas mejaku, mengambil notebook dan mulai
menuliskan apa yang ada dikepalaku saat ini.
Ini
hanyalah sebuah cerita cinta, derita dan realita yang aku jalani hingga saat
ini, aku tak tau bagaimana akan berakhir karena cerita masih berlangsung dan
memaksaku untuk menjadi pemeran dalam cerita ini. Aku tak tau apakah aku adalah
pemeran protagonis ataupun antagonis, kalianlah yang berhak menilai. Ingin rasanya
aku menemukan buku cerita hidupku yang telah rampung, mengenai masa depanku
yang masih misteri, akan kubaca dan kuajak bercerita bagaimana selanjutnya
hidup ini akan terjadi.
Cerita
cinta yang ku bangun selama ini akan segera berakhir dalam hitungan hari, ini
adalah detik-detik perpisahan yang berat ku jalani. 3 tahun 5 bulan adalah
waktu yang kami tempuh bersama dan baru saja kami rayakan hari jadi kami kemarin dengan penuh
senyuman dihati kami. Dan akan kami hancurkan dengan sangat keras hingga hancur
berantakan tak tersisa lagi.
Kesendirian ini benar-benar menyiksa, dan
aku putuskan untuk membagi beban ini pada sebuah tulisan. Akan kutuliskan
bagaimana semua bermula, bagaimana semua berlangsung, dan akulah yang
menyaksikan dan mengalaminya. Bagi siapa pun kalian yang membaca tulisan ini,
aku mohon untuk berbicara denganku, menuliskan komen kalian atau menghubungi
emailku. Aku benar-benar butuh teman saat ini. Aku tau blogku tak seramai blog
lain, tapi aku kan menunggu kalian, untuk mengajakku berbicara, berbagi
kepedihankan yang kurasakan ini.
Dan bagi kekasihku,
aku akan memaksa pikiran ini untuk mejauhimu, jika itu membuatmu bahagia dan
lepas dari kekanganku. Tapi aku takkan pernah melupakanmu, dan biarkan kamu
tetap hidup dari bagian cerita ini. Dan berharap namamu tak lebih dari sebuah
coretan di sebuah kertas putih yang akan kurangkai dalam bingkai kehidupanku.
Ini dimulai ketika 8 tahun yang lalu…
0 comments:
Post a Comment